Tips Memelihara Tarantula Dirumah

Makanan


Tarantula adalah binatang predator, oleh karena itu mereka lebih menyukai umpan hidup. Yang sering menjadi sumber makanan bagi tarantula piaraan adalah ulat hongkong dan jangkrik tapi beri menu makanan secara bergantian sebagai variasi karena sang pemilik tarantula juga ogah kalo makan ayam mulu setiap hari seumur hidupnya, bukan ? Huehehe . . .

Tarantula yang lebih besar atau sudah dewasa (fully grown) bisa diberi makan tambahan berupa anak tikus ataupun tikus putih. Harap jangan memberi makan tarantula sesuatu yang lebih besar dari setengah ukuran tubuhnya dan jangan memberi makan serangga liar hasil tangkapan sendiri, takutnya sudah tercemar pestisida yang bisa menyebabkan tarantula tersebut keracunan dan mati !

Pagi hari sisa-sisa makanan (termasuk kotorannya) harap segera dibersihkan dari dalam kandang, bahan organik yang membusuk menjadi daya tarik tersendiri bagi kutu, jamur dan organisme lain yang dapat membahayakan kandang tarantula tersebut. Tarik kembali umpan hidup karena apabila masih tetap berkeliaran di dalam kandang bisa mengganggu waktu istirahat / jam tidur dan membuat stres tarantula karena mereka adalah binatang nocturnal, yang beraktivitas / berburu / mencari makan di waktu malam.
Air

Semua mahluk hidup memerlukan air, begitu juga dengan tarantula ! Di alam liar, mereka dapet pasokan air dari cairan yang ada di dalam tubuh mangsanya, udara yang lembab, tetesan embun dan juga air hujan. Cukup sediakan tutup bekas aqua botol dan sejenisnya (harus yang terbuat dari plastik agar tidak karatan) sebagai tempat air minum yang sekaligus juga dapat menciptakan efek lembab dalam kandang tersebut. Atau, gunakan teknik misting / moisting yaitu menyiram air secara perlahan ke subtrat supaya tetap basah (untuk jenis Terrestrial / burrowers) tapi tidak becek - seperti waktu meras parutan kelapa kalo mo bikin santan - atau disemprotkan langsung ke jaringnya (untuk jenis Arboreal / tree climbers) untuk menimbulkan efek “embun” buatan.
Substrat

Banyak bener perdebatan yang gak ada ujungnya di forum2 internasional mengenai masalah substrat yang paling cocok untuk memelihara tarantula. Sejauh ini hasil terbaik adalah menggunakan coconut fiber, coconut peat atau vermiculite (non industrial) yang keduanya sering dipakai sebagai media tanaman organik dan guampang sekali buat ngedapetinnya ! Pergi aja ke toko / penjual tanaman yang ada di pinggir jalan dan cari cocopeat buatan Indonesia dengan merk ANGZGRO. Ada yang dipadatkan seukuran batu bata (2 buah Rp 15.000) ataupun sudah dilembutkan dalam kondisi sedikit basah / lembab (1 kantong = 1 Kg Rp 7.500). Murah, bukan ?

Ada juga yang menggunakan campuran 50:50 tanah dan cocopeat, tapi pastikan kalo tanah yang dipakai bebas dari pestisida dan segala macam jenis pupuk buatan, karena kandangnya bersifat lembab alias mengandung uap air maka tanah yang tercemar oleh pestisida ataupun pupuk buatan dapat meracuni tarantula tersebut melalui udara !

Yang sangat tidak dianjurkan adalah memakai serpihan kayu atau pasir. Tapi kalau mau tetap mencobanya, pastikan untuk tidak menggunakan kayu cedar (insektisida alami) yang dapat membius tarantula jenis Terrestrial dengan baunya ataupun kayu pinus yang mengandung getah berbahaya bagi tarantula jenis Arboreal. Medium pasir sebagai substrat adalah pilihan yang salah karena pasir tidak dapat menjaga kelembaban kandang dengan baik dan menguapkan air secara cepat dan tarantula jenis burrowers gak bakalan mau menggali di pasir
Kandang

Tarantula merupakan binatang yang paling tidak membutuhkan tempat tinggal berukuran besar. Bekas tempat minum / makan plastikpun bisa digunakan sebagai kandang – asalkan diberi lubang udara yang cukup banyak (tidak besar) untuk tarantula tersebut bernafas.

Untuk tarantula jenis Terrestrial (Ground Dwelling / Burrowers) aturan baku kandangnya adalah sebesar 2X lebar tarantula dan 3X panjang tarantulanya dengan kedalaman substrat mencapai 3 – 5 inchi, sebagai tempat “mengubur diri”. Untuk tarantula jenis Arboreal (Tree Dwelling / Climbers) aturannya agak sedikit berbeda, karena tinggi lebih penting daripada panjang. Ukurannya adalah sebesar 2X lebar tarantula dan 3X tinggi tarantula dengan kedalaman substrat mencapai 2 – 3 inchi saja.

Selanjutnya, dekorasi kandang terserah sang pemilik tarantula. Untuk jenis Terrestrial bisa menggunakan pot bekas tanaman yang dipendam setengah ke dalam substrat ataupun ranting dahan pohon kering (asli maupun buatan) untuk tarantula yang berjenis Arboreal sebagai tempat persembunyian. Jangan membuat liang buatan pada substrat langsung untuk tarantula Anda, biarkan mereka yang menggali sendiri untuk menghindari longsor / runtuhnya substrat.

Gw pribadi menggunakan “rumah pipa hamster” alias liang ready-made biar nggak perlu repot gali tanah lagi TAPI substratnya dimonitor terus agar selalu dalam kondisi lembab karena “pipa hamster” kan terbuat dari plastik, jadi bisa cepat bikin T kepanasan kalo pas lagi ngumpet di dalam pipa itu.

Jangan lupa, tarantula adalah binatang pemanjat jadi pastikan kandangnya memiliki tutup yang aman tetapi dilengkapi dengan ventilasi udara yang memadai. Harap mengganti substrat setiap 6 – 12 bulan sekali atau sesuai kebutuhan. Semoga bermanfaat !

- end -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kamus cowok !

Jejak Panjang Seni Lukis Modern Indonesia part.2

Mickey Mouse