Hujan
Malam ini hujan turun disertai angin. Aku menikmatinya dari balik
jendela kamarku. Sungguh sejuk dan santai. Tidak lupa aku
menyeduh secangkir kopi hitamku, secangkir semangat untuk Indonesia dan
musik yang terdengar sayup-sayup dari laptop ku karena kalah dengan
suara hujan dari luar jendela. Maklum kedua jendela kamarku ku buka
lebar-lebar mempersilakan dengan senang hati angin yang menderu masuk,
menggibarkan tirai-tirai di sisi kanan dan kiri jendela.
Sebenarnya hari ini pukul 15.30 WIB aku ada kelas bimbel ngajarin anak SD, tapi karna hujan aku menggurungkan niatku untuk pergi dan memilih bersantai menikmati secangkir kopi hangat yang telah aku buat. "slalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam.." lagu dari Efek Rumah Kaca - Desember dari ponselku mengacaukan lamunanku. Ada satu pesan dari seorang muridku yang memberi tahukan bahwa dia minta bimbel diliburkan dan diganti hari Sabtu pukul 08.00 WIB. Ahh.. benar apa yang aku perkirakan tadi, kalo hari hujan begini pasti murid - muridku malas belajar dan membatalkan kelasnya.
Sekarang pukul 19.20, langit masih tak mau berhenti menurunkan hujannya.Sesekali langit menyala-nyala seperti lampu blitz kamera. Aku merasa sedang di potret oleh malaikat yang sedang mendokumentasikan para manusia di hari hujan. Apakah manusia senang atau mungkin memakinya karena hujan turun yang tidak tepat waktunya sehingga mereka merasa terganggu untuk melakukan aktivitasnya di luar. Berbeda dengan aku yang selalu menyukai hujan. Aku menganggap hujan itu berkah yang harus kita syukuri. Karena Tuhan Itu Maha Asyik. Menurutku Alam sedang mengerjai kita agar kita menjalani hidup ini tidak terlalu tegang dan serius. Pernahkah kamu pergi keluar dan lupa membawa jas hujan atau payung ? dan pada hari itu kamu kehujanan. Kemudian keesokan harinya kamu bawa jas hujan atau payung, tapi saat itu tidak hujan ?. Itulah alam sedang mengerjai kita karna Tuhan Maha Asyik. Begitulah hujan dari sudut pandang aku.
Aku suka dengan hujan. Menyukai hujan tak harus tenggelam di bawahnya. Bisa saja dengan menikmatinya dari balik jendela dan menyeruput kopi seperti aku sekarang ini. Bukan dengan cara memaki.Toh.. hujan itu cuma air kan ? coba bayangkan jika alam menurunkan hujan es batu seperti di film 2012, nggak asyik kan ?
Sama seperti hujan, aku menyukai dia. Dia seorang laki - laki dengan senyum yang manis. Tapi dia sangat sibuk dengan dunianya & mengejar mimpinya yg sama denganku (Menjadi seorang desainer!), sehingga tak menyadari keberadaanku. Sama seperti hujan, aku tak harus masuk kedunianya untuk dapat perhatian. Cukup aku melihat dia lalu lalang dan sesekali menyapa dengan senyum. Aku yakin dia pun membalasnya dengan senyum yang mekar dibibirya itu. Meski terkadang aku harus mendengar celotehnya yang berkisah tentang berbagai desain yg menumpuk, kain yang belum dijahit, bingung cari inspirasi, dsb. Aku tetap sabar mengikuti alur kemana dia dan takdir akan membawaku.
Sama seperti hujan yang turun ke bumi menjadikan kehidupan kehidupan baru yang telah lama gersang. Bunga-bunga bermekaran, rumput-rumput tumbuh liar. Aku juga yakin rasa atau yang bisa disebut dengan cinta ini pun akan selalu mekar di hatinya.
Sebenarnya hari ini pukul 15.30 WIB aku ada kelas bimbel ngajarin anak SD, tapi karna hujan aku menggurungkan niatku untuk pergi dan memilih bersantai menikmati secangkir kopi hangat yang telah aku buat. "slalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam.." lagu dari Efek Rumah Kaca - Desember dari ponselku mengacaukan lamunanku. Ada satu pesan dari seorang muridku yang memberi tahukan bahwa dia minta bimbel diliburkan dan diganti hari Sabtu pukul 08.00 WIB. Ahh.. benar apa yang aku perkirakan tadi, kalo hari hujan begini pasti murid - muridku malas belajar dan membatalkan kelasnya.
Sekarang pukul 19.20, langit masih tak mau berhenti menurunkan hujannya.Sesekali langit menyala-nyala seperti lampu blitz kamera. Aku merasa sedang di potret oleh malaikat yang sedang mendokumentasikan para manusia di hari hujan. Apakah manusia senang atau mungkin memakinya karena hujan turun yang tidak tepat waktunya sehingga mereka merasa terganggu untuk melakukan aktivitasnya di luar. Berbeda dengan aku yang selalu menyukai hujan. Aku menganggap hujan itu berkah yang harus kita syukuri. Karena Tuhan Itu Maha Asyik. Menurutku Alam sedang mengerjai kita agar kita menjalani hidup ini tidak terlalu tegang dan serius. Pernahkah kamu pergi keluar dan lupa membawa jas hujan atau payung ? dan pada hari itu kamu kehujanan. Kemudian keesokan harinya kamu bawa jas hujan atau payung, tapi saat itu tidak hujan ?. Itulah alam sedang mengerjai kita karna Tuhan Maha Asyik. Begitulah hujan dari sudut pandang aku.
Aku suka dengan hujan. Menyukai hujan tak harus tenggelam di bawahnya. Bisa saja dengan menikmatinya dari balik jendela dan menyeruput kopi seperti aku sekarang ini. Bukan dengan cara memaki.Toh.. hujan itu cuma air kan ? coba bayangkan jika alam menurunkan hujan es batu seperti di film 2012, nggak asyik kan ?
Sama seperti hujan, aku menyukai dia. Dia seorang laki - laki dengan senyum yang manis. Tapi dia sangat sibuk dengan dunianya & mengejar mimpinya yg sama denganku (Menjadi seorang desainer!), sehingga tak menyadari keberadaanku. Sama seperti hujan, aku tak harus masuk kedunianya untuk dapat perhatian. Cukup aku melihat dia lalu lalang dan sesekali menyapa dengan senyum. Aku yakin dia pun membalasnya dengan senyum yang mekar dibibirya itu. Meski terkadang aku harus mendengar celotehnya yang berkisah tentang berbagai desain yg menumpuk, kain yang belum dijahit, bingung cari inspirasi, dsb. Aku tetap sabar mengikuti alur kemana dia dan takdir akan membawaku.
Sama seperti hujan yang turun ke bumi menjadikan kehidupan kehidupan baru yang telah lama gersang. Bunga-bunga bermekaran, rumput-rumput tumbuh liar. Aku juga yakin rasa atau yang bisa disebut dengan cinta ini pun akan selalu mekar di hatinya.
Komentar
Posting Komentar