Al-Qur'an = Penawar Schizophrenia
Kecemasan hanyalah salah satu dari sekian banyak penyakit jiwa. Dalam skala kecil, rasa cemas menimbulkan paranoid. Misalnya, ketika kita duduk di sebuah kursi, kita merasa di bawah kursi itu ada benda yang dapat membahayakan kita. Padahal benda yang dimaksud tidak ada. Selanjutnya kita akan mencari tempat yang aman dan nyaman menghindari kursi itu.
Yang lebih parah lagi ketika rasa cemas itu menimbulkan halusinasi. Anda akan mewaspadai orang-orang yang ada di sekitar anda. Anda yakin merasa ada yang selalu mengikuti padahal sama sekali tidak ada. Semua manusia punya kesempatan sama untuk menderita sakit jiwa dari cemas ini.
Berbagai ikhtiar dilakukan untuk menyembuhkan penderita gangguan jiwa. Mulai dari mendatangi psikiater, memasukannya ke panti rehabilitasi, bahkan sampai mendatangi orang pintar. Namun, tahukah anda kalau Quran bisa menjadi penyembuh gangguan mental? Ir. Gunawan membuktikannya. Beliau pernah mengidap penyakit schizophrenia dan sinusitis. Kedua penyakit tersebut bisa disembuhkan berkat ketekunannya membaca dan melantunkan Quran dengan baik dan benar.
“Orang sakit jiwa karena ada emosi yang tidak tersalurkan. Rasio dikalahkan oleh keinginan,” ujar Gunawan saat ditemui di rumahnya di Arcamanik pada Ahad, (29/4).
Dulu, Gunawan sering disakiti secara fisik oleh ibunya. Itulah yang menyebabkan Gunawan mengidap penyakit mental tersebut. Berkat ketekunannya membaca Quran dengan baik dan benar selama tujuh tahun, penyakit schizophrenia yang beliau derita bisa disembuhkan. Gunawan kini normal bekerja sebagai kontraktor dan menjadi konsultan penyembuhan penyakit fisik dan psikis dengan Quran.
Menurut Gunawan, Quran dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, tidak hanya penyakit jiwa seperti cemas saja. “Baca saja al-Quran. Mau jelek, mau bagus suaranya yang penting terpenuhi panjang pendeknya (harkatnya),” jelas Gunawan.
Gunawan berkata, dengan mengaji seseorang tidak akan merasakan apapun. Sedih, senang, cinta, semua perasaan itu akan dinetralkan oleh energi yang terkandung dalam ayat-ayat Quran.
“Kalau dibaca terus menerus Al-Quran itu dengan baik dan benar bisa ketagihan,” ujar Gunawan. Namun, yang harus diperhatikan, Al-Quran dapat menyembuhkan bila ada kesadaran. “Orang gila itu sudah sulit disembuhkan. Orang gila tidak tahu emosinya itu apa.”
Dilihat dari sudut pandang apapun, Quran hanyalah kitab bacaan. Pertanyaannya, adakah hubungan sesuatu yang dibaca terhadap kesehatan jiwa dan fisik kita? Apa hubungan energi Quran dengan penyembuhan penyakit jiwa/cemas? Kalau kita perhatikan, ada hubungan antara tindakan yang kita lakukan dengan pikiran kita. Tindakan yang kita lakukan disesuaikan dengan kondisi emosi dan dan jiwa yang ada.
Gunawan menambahkan, apa yang dipikirkan seseorang untuk suatu tindakan yang ia lakukan sebanding dengan komposisi emosi dan jiwanya. Dengan menggunakan alat-alat yang ada di tubuh kita mulai dari, mulut, lidah, tenggorokan, paru-paru, mata, nafas, jiwa, dan otak serta seluruh jasad, kita melantunkan ayat-ayat Quran. Tujuannya jelas– untuk mengekspresikan komposisi emosi yang ada dalam jiwa kita. Melalui membaca dan melantunkan ayat-ayat Quran akan keluar getaran dan dengungan gelombang bunyi.
Getaran dan gelombang bunyi itu terasa menggetarkan dan merelaksasi syaraf-syaraf halus di sekitar kepala dan menjalar ke tulang belakang sampai ekor. Setelah proses ini berjalan sekitar 15-30 menit, akan terasa hasil instan. Lepasnya tekanan jiwa karena gumpalan-gumpalan emosi yang ada menjadi tercairkan dan teralirkan dan hancur kembali ke alam.
Seperti apapun komposisi buruk yang ada, dengan membaca dan melantunkan Quran secara benar, jiwa akan menjadi tenang. Hal ini ibarat setelan mesin yang ada akan menjadi normal setelah di-tune up.
Gunawan menyarankan, apabila setelah membaca Quran, minumlah air mineral. Pada kondisi fisik dan psikis seperti ini, pola penyerapan dan metabolisme tubuh ada dalam keadaan optimum.
Yang lebih parah lagi ketika rasa cemas itu menimbulkan halusinasi. Anda akan mewaspadai orang-orang yang ada di sekitar anda. Anda yakin merasa ada yang selalu mengikuti padahal sama sekali tidak ada. Semua manusia punya kesempatan sama untuk menderita sakit jiwa dari cemas ini.
Berbagai ikhtiar dilakukan untuk menyembuhkan penderita gangguan jiwa. Mulai dari mendatangi psikiater, memasukannya ke panti rehabilitasi, bahkan sampai mendatangi orang pintar. Namun, tahukah anda kalau Quran bisa menjadi penyembuh gangguan mental? Ir. Gunawan membuktikannya. Beliau pernah mengidap penyakit schizophrenia dan sinusitis. Kedua penyakit tersebut bisa disembuhkan berkat ketekunannya membaca dan melantunkan Quran dengan baik dan benar.
“Orang sakit jiwa karena ada emosi yang tidak tersalurkan. Rasio dikalahkan oleh keinginan,” ujar Gunawan saat ditemui di rumahnya di Arcamanik pada Ahad, (29/4).
Dulu, Gunawan sering disakiti secara fisik oleh ibunya. Itulah yang menyebabkan Gunawan mengidap penyakit mental tersebut. Berkat ketekunannya membaca Quran dengan baik dan benar selama tujuh tahun, penyakit schizophrenia yang beliau derita bisa disembuhkan. Gunawan kini normal bekerja sebagai kontraktor dan menjadi konsultan penyembuhan penyakit fisik dan psikis dengan Quran.
Menurut Gunawan, Quran dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, tidak hanya penyakit jiwa seperti cemas saja. “Baca saja al-Quran. Mau jelek, mau bagus suaranya yang penting terpenuhi panjang pendeknya (harkatnya),” jelas Gunawan.
Gunawan berkata, dengan mengaji seseorang tidak akan merasakan apapun. Sedih, senang, cinta, semua perasaan itu akan dinetralkan oleh energi yang terkandung dalam ayat-ayat Quran.
“Kalau dibaca terus menerus Al-Quran itu dengan baik dan benar bisa ketagihan,” ujar Gunawan. Namun, yang harus diperhatikan, Al-Quran dapat menyembuhkan bila ada kesadaran. “Orang gila itu sudah sulit disembuhkan. Orang gila tidak tahu emosinya itu apa.”
Dilihat dari sudut pandang apapun, Quran hanyalah kitab bacaan. Pertanyaannya, adakah hubungan sesuatu yang dibaca terhadap kesehatan jiwa dan fisik kita? Apa hubungan energi Quran dengan penyembuhan penyakit jiwa/cemas? Kalau kita perhatikan, ada hubungan antara tindakan yang kita lakukan dengan pikiran kita. Tindakan yang kita lakukan disesuaikan dengan kondisi emosi dan dan jiwa yang ada.
Gunawan menambahkan, apa yang dipikirkan seseorang untuk suatu tindakan yang ia lakukan sebanding dengan komposisi emosi dan jiwanya. Dengan menggunakan alat-alat yang ada di tubuh kita mulai dari, mulut, lidah, tenggorokan, paru-paru, mata, nafas, jiwa, dan otak serta seluruh jasad, kita melantunkan ayat-ayat Quran. Tujuannya jelas– untuk mengekspresikan komposisi emosi yang ada dalam jiwa kita. Melalui membaca dan melantunkan ayat-ayat Quran akan keluar getaran dan dengungan gelombang bunyi.
Getaran dan gelombang bunyi itu terasa menggetarkan dan merelaksasi syaraf-syaraf halus di sekitar kepala dan menjalar ke tulang belakang sampai ekor. Setelah proses ini berjalan sekitar 15-30 menit, akan terasa hasil instan. Lepasnya tekanan jiwa karena gumpalan-gumpalan emosi yang ada menjadi tercairkan dan teralirkan dan hancur kembali ke alam.
Seperti apapun komposisi buruk yang ada, dengan membaca dan melantunkan Quran secara benar, jiwa akan menjadi tenang. Hal ini ibarat setelan mesin yang ada akan menjadi normal setelah di-tune up.
Gunawan menyarankan, apabila setelah membaca Quran, minumlah air mineral. Pada kondisi fisik dan psikis seperti ini, pola penyerapan dan metabolisme tubuh ada dalam keadaan optimum.
source :
Komentar
Posting Komentar