islam cinta damai..!

MESKIPUN Islam berdiri dengan mengangkat pedang dan menghilangkan ribuan nyawa umat muslim kala itu, Islam sesungguhnya mencintai cara-cara diplomasi untuk menghindari peperangan yang bisa menimbulkan kerusakan dan hilangnya nyawa seseorang. Sementara itu, banyak umat Islam yang masih berpikir tetap harus mengangkat senjata baik bamboo, pedang, hingga rudal. Karena menurut mereka, begitulah cara menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Umat Islam yang berpikir seperti itu justru menambah pembenaran bagai kaum non-muslim yang melihat dengan mata dan kepalanya bahwa Islam itu keras. Dan justru membuat citra Islam itu sendiri semakin buruk. Jadi, wajar jika ada sebagian orang non-muslim membenci agama Islam dan menunjukkan kebencian mereka berbagai cara misalnya membuat film, novel, hingga dengan cara radikal seperti Israel membantai Palestina.

Jadi, di mana letak rahmatan lil a’lamina dalam kampanye agama Islam, andai Islam benar-benar didirikan dengan pedang?

Kita harus faham terlebih dahulu. Rasulullah SAW mensyiarkan agama Islam itu tidak ada unsur kekerasan (memaksa atau mengintimidasi). Selain itu juga, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang baik dan jujur. Oleh karenanya banyak yang mengikuti ajaran beliau.

Ya, kala itu Islam memang sering mengangkat senjata dan berperang. Akan tetapi konteksnya adalah mempertahankan nyawa, bukan karena ingin menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Ketika kita sudah tersudutkan hingga mengancam nyawa kita, maka kita dibolehkan mengangkat senjata untuk mempertahankannya.

Menolak kekerasan

Perseteruan Palestina dan Israel membuat seluruh umat Islam melakukan aksi solidaritas untuk Palestina, salah satunya Indonesia. Muslim Tanah Air menggelar aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) yang dinilai sebagai aktor di belakang peperangan tersebut. Selain di Kedubes AS, para demonstran juga melakukan aksi di Istana Negara, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi mediator antara Israel dan Palestina.

Akan tetapi aksi para demonstran tersebut selalu mengedepankan kekerasan dengan cara membakar ban hingga membawa zat kimia untuk melawan aparat yang menjaga aksi tersebut. Padahal Islam itu sendiri tidak suka kekerasan, dan para pengunjuk rasa itu pun sebenarnya tidak terancam jiwanya. Jadi, apa pun alasan para demonstran yang mengedepankan kekerasan untuk aksi solidaritas rakyat Palestina tetap tidak dibenarkan di mata agama, lebih-lebih di mata hukum.

Israel memang terlihat biadab dengan membunuh warga sipil dan anak-anak kecil yang tidak ikut dalam peperangan dan mungkin mereka tidak mengerti apa-apa. Seluruh umat manusia juga akan mengutuk tindakan sadis itu karena sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Memang sangatlah wajar jika rakyat Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Itu lebih dikarenakan Syaikh Amin Al-Husaini, seorang mufti agung Palestina, dahulu menyerukan kepada seluruh pemimpin Arab untuk memberikan pengakuan pada Indonesia yang merindukan kemerdekaan. Akan tetapi tidak benar juga jika hal tersebut dijadikan dalil untuk melakukan kekerasan dalam aksi solidaritas untuk rakyat Palestina.

Namun sebagai rasa kemanusiaan dan atas nama solidaritas keagamaan kita wajib mendukung agar peperangan antara Palestina dan Israel segera dihentikan sekarang juga. Sehingga, tidak ada lagi korban berjatuhan di sana. Kita juga patut mendukung kemerdekaan untuk rakyat Palestina karena kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.

Walaupun gencatan senjata sudah disepakati kedua belah pihak, akan tetapi kita mesti ingat, peperangan ini sudah berkali-kali terjadi. Oleh karena itu Liga Arab harus benar-benar memastikan perseteruan ini berakhir secara damai dan Amerika juga harus berjanji bahwa perdamaian di atas dunia harus diutamakan dan ditegakkan.

Ahmad Halim
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur

Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kamus cowok !

Jejak Panjang Seni Lukis Modern Indonesia part.2

Mickey Mouse